Jakarta, JNN.co.id – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), sebagai bagian dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, membuktikan ketangguhannya di tengah gejolak pasar komoditas. Sepanjang tahun 2024, perusahaan tambang batu bara ini berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang solid, bahkan mencetak pertumbuhan signifikan.
Laporan keuangan PTBA menunjukkan pendapatan perusahaan mencapai Rp 42,76 triliun, melonjak 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Kenaikan pendapatan ini berbuah manis dengan laba bersih yang berhasil dibukukan sebesar Rp 5,10 triliun dan EBITDA mencapai Rp 8,30 triliun.
Aset perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 8 persen secara tahunan, menjadi Rp 41,79 triliun per 31 Desember 2024.
Kinerja cemerlang PTBA tak lepas dari kegemilangan ekspor yang tumbuh fantastis sebesar 30 persen secara tahunan, mencapai 20,26 juta ton.
Penjualan di pasar domestik juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan 6 persen yoy menjadi 22,64 juta ton. Secara keseluruhan, total penjualan PTBA pada 2024 mencapai 42,89 juta ton, tumbuh mengesankan sebesar 16 persen secara tahunan.
Meskipun pasar domestik masih menjadi kontributor utama penjualan batu bara PTBA, porsi ekspor kini semakin signifikan, mencapai 47 persen dari total penjualan, berbanding 53 persen untuk pasar domestik.
Untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya, PTBA juga aktif melakukan investasi dengan merealisasikan belanja modal sebesar Rp 2,35 triliun sepanjang 2024, meningkat 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dana ini terutama dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur, termasuk proyek pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim – Keramasan.
Keberhasilan PTBA mencatatkan kinerja positif ini patut diapresiasi mengingat tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2024, termasuk koreksi harga batu bara global dan fluktuasi pasar. Tercatat, rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi 12 persen yoy menjadi USD 74,19 per ton, dan indeks harga batu bara Newcastle bahkan terkoreksi lebih dalam sebesar 22 persen yoy menjadi USD 134,85 per ton.
Menghadapi tantangan tersebut, PTBA mengambil langkah strategis dengan terus memaksimalkan potensi pasar domestik dan agresif memanfaatkan peluang ekspor. Selain itu, perusahaan juga konsisten menerapkan prinsip cost leadership di seluruh lini operasional, sehingga efisiensi dapat berjalan optimal. Bukti efisiensi ini tercermin dari pengendalian stripping ratio yang berhasil ditekan menjadi 6,23x, di bawah target tahunan sebesar 6,44x. (Wis/Red)