Jakarta, JNN.co.id – Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), Arsal Ismail, menargetkan pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim-Kramasan selesai pada kuartal III/2026. Proyek ini menjadi salah satu program prioritas PTBA dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi batu bara.
> “Angkutan batu bara ini akan menambah kapasitas produksi kita menjadi 20 juta metrik ton,” ujar Arsal dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Arsal menjelaskan, dalam pelaksanaan proyek ini, PTBA bermitra dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan PT Kereta Api Logistik (PT KALOG). Ia menegaskan bahwa perseroan berkomitmen menyelesaikan proyek ini sesuai target.
> “Kami menargetkan penyelesaian proyek ini paling lambat kuartal III/2026,” kata Arsal.
Investasi dan Tantangan Pendanaan PTBA
Sebelumnya, analis Mirae Asset Sekuritas, Rizkia Darmawan, dalam risetnya mengungkapkan bahwa PTBA telah mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp7 triliun pada 2025. Jumlah ini jauh di atas rata-rata capex lima tahun terakhir yang hanya Rp2,5 triliun.
Menurut Rizkia, dana investasi ini akan difokuskan pada dua proyek utama:
1. Perluasan jalur kereta api untuk meningkatkan distribusi batu bara.
2. Proyek hilirisasi batu bara, yang mencakup pengembangan teknologi konversi batu bara menjadi lembaran anoda untuk kendaraan listrik.
Namun, dengan cadangan kas yang diperkirakan mencapai Rp5,7 triliun pada akhir 2024, PTBA kemungkinan akan menghadapi tantangan dalam pendanaan dividen dan capex pada 2025.
> “Tantangan ini dapat teratasi jika pendapatan PTBA pada kuartal IV/2024 melampaui ekspektasi, capex dijadwalkan secara bertahap, atau perseroan memperoleh pendanaan tambahan melalui utang maupun laba ditahan,” jelas Rizkia dalam risetnya.
Dengan pengembangan angkutan batu bara dan proyek hilirisasi ini, PTBA berharap dapat memperkuat posisi sebagai perusahaan tambang terkemuka di Indonesia serta mendukung transisi energi melalui inovasi dalam pemanfaatan batu bara.(Fis/Wis)
