Jakarta, JNN.co.id – Kabar membanggakan datang dari ujung timur Indonesia. Kota Kupang resmi masuk dalam 10 besar Kota Paling Toleran di Indonesia versi Indeks Kota Toleran (IKT) 2024 yang dirilis oleh SETARA Institute.
Peluncuran versi terbaru laporan IKT tahun 2024 ini dihadiri langsung Wakil Wali Kota Kupang, Serena C. Francis, S.Sos., M.Sc di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (27/5).
Prestasi ini menegaskan bahwa Kota Kupang terus menunjukkan kemajuan dalam membangun harmoni sosial dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan.
Laporan oleh SETARA Institute mencakup pemeringkatan 94 kota di Indonesia berdasarkan praktik-praktik toleransi terbaik yang diukur melalui indikator dan variabel yang ketat.
SETARA Institute adalah lembaga swadaya masyarakat berbasis di Indonesia yang berfokus pada penelitian dan advokasi mengenai demokrasi, kebebasan politik, dan hak asasi manusia.
Dalam Laporan IKT 2024 menunjukkan bahwa Kota Salatiga, Jawa Tengah, kembali memuncaki daftar sebagai kota paling toleran dengan skor 6,544, diikuti Kota Singkawang, Kalimantan Barat dengan skor 6,420. Sementara itu, Kota Kupang yang tahun lalu berada di posisi ke-9, kini berada di peringkat ke-10 dengan skor 5,853, tetap masuk dalam jajaran 10 besar kota paling toleran di Indonesia.
Wakil Wali Kota Kupang, Serena Cosgrova Francis menyampaikan apresiasi atas kinerja SETARA Institute.
Ia menyatakan kebanggaannya karena Kota Kupang berhasil mempertahankan posisi 10 besar kota toleran di Indonesia sejak tahun 2018.
“Meskipun variabel pengukuran semakin kompleks, ini justru menjadi semangat bagi kami untuk menanamkan prinsip toleransi di setiap lini kehidupan masyarakat. Penghargaan ini menjadi semangat baru bagi kami dalam mewujudkan visi Kota Kupang sebagai rumah besar bersama yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Dr. Ismail Hasani, S.H., M.H., Ketua Badan Pengurus SETARA Institute, menyampaikan bahwa laporan IKT mendapat respon positif dari banyak wali kota.
“Karena kemampuannya menggerakkan elemen-elemen masyarakat, birokrasi, termasuk juga memprovokasi wali kota-wali kota,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ismail menegaskan bahwa pihaknya akan terus menyusun indeks ini karena menjadi kebutuhan nasional.
“Komitmen kami jelas, apapun yang terjadi, indeks kota toleran akan terus kita susun. Karena ini bukan hanya kebutuhan SETARA, tapi kebutuhan republik.”
Pada peluncuran versi rilis 2024 ini, Ismail juga memperkenalkan tiga pilar utama kepemimpinan ekosistem toleransi, yaitu: Kepemimpinan politik toleransi, Kepemimpinan sosial, Kepemimpinan birokrasi.
Menurutnya, ketiga pilar ini akan menopang program jangka panjang SETARA Institute untuk membangun ekosistem toleransi dan memperkuat inklusi sosial menuju Indonesia Emas 2045.
Peringkat 10 Besar Kota Paling Toleran IKT 2025:
Salatiga – 6,544
Singkawang – 6,420
Semarang – 6,356
Magelang – 6,248
Pematang Siantar – 6,115
Sukabumi – 5,968
Bekasi – 5,939
Kediri – 5,925
Manado – 5,912
Kupang – 5,853
Empat variabel utama yang digunakan dalam penilaian IKT meliputi, visi dan rencana pembangunan inklusif, regulasi yang kondusif untuk toleransi, kepemimpinan yang progresif, rendahnya tingkat intoleransi serta pelanggaran terhadap kebebasan beragama atau berkeyakinan.
Selain itu, penilaian juga mempertimbangkan delapan indikator, antara lain regulasi pemerintah kota, regulasi sosial, tindakan pemerintah, serta kondisi demografi sosio-keagamaan.
Indikator-indikator ini menjadi dasar dalam mengukur praktik toleransi terbaik di kota-kota seluruh Indonesia.
Capaian ini menjadi hasil nyata dari komitmen Pemerintah Kota Kupang bersama tokoh agama, masyarakat sipil, dan aparat keamanan dalam menjaga stabilitas sosial dan memperkuat semangat toleransi di tengah keberagaman etnis, budaya, dan agama yang ada di ibu kota Provinsi NTT tersebut.
Masuknya Kota Kupang dalam daftar bergengsi ini juga diharapkan menjadi pemicu semangat bagi daerah-daerah lain di NTT untuk terus mengedepankan dialog, saling menghormati, dan gotong royong sebagai fondasi utama kehidupan bermasyarakat. (Yuliana)