Mahasiswa Bioteknologi UM Belajar Ilmu Lingkungan Hidup di Malaysia

0
132

Terengganu, JNN.co.id – Sebanyak 10 mahasiswa Program Studi Bioteknologi Universitas Negeri Malang (UM) mengikuti program Summer Course Inbound Mobility di Fakultas Sains dan Sekitaran Marin (FSSM), Universiti Malaysia Terengganu (UMT) mulai 5 Mei – 5 Juni 2025.

Program kolaborasi antara UM dan UMT ini bertujuan memperkaya pengalaman akademik serta memperluas wawasan internasional mahasiswa di bidang bioteknologi dan lingkungan hidup.
Di Malang rombongan mahasiswa UM ini dilepas Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Hadi Suwono M.Si.

“Saya berharap kalian dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar berkolaborasi, dan memperluas wawasan. Jadilah duta yang membawa nama baik Universitas Negeri Malang di kancah internasional. Jangan ragu untuk bertanya, berinovasi, dan membangun jejaring dengan teman-teman dari berbagai negara,” ujar Prof Hadi Suwono.

Sepuluh mahasiswa Bioteknologi UM yang berkesempatan belajar di Malaysia adalah Adila Ihsanty Hasanah Muzahid, Cornelia Joyceline Dheanova, Afdeliya Aditama, Bintang Kirana Widodo, IZ Fathma Agmadina, Jullan Nur Tabriza Putri, Zahrani Nisrina Aura Chanty, Juansyah Rey Herlambang, Andhika Kenryu Inomata dan Putri Balqis Maulidiyah.

Mahasiswa asal Indonesia ini akan belajar bersama 60 mahasiswa tahun kedua dari FSSM UMT.

Salah satu mahasiswa UM yang ikut belajar di Malaysia, IZ Fathma Agmadina, menjelaskan, agenda utama program ini adalah kegiatan lapangan selama 3 hari 2 malam di Pulau Kenyir, Terengganu, Malaysia 8-10 Mei 2025.
Di Pulau Kenyir kegiatan lapangan selama 3 hari 2 malam di Pulau Kenyir, para peserta pelatihan melakukan berbagai aktivitas ilmiah seperti oil sampling, air sampling, water sampling, dan pengukuran topografi.

Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman langsung mengenai metoda pengambilan sampel lingkungan dan analisis data ekosistem tropis, sekaligus menumbuhkan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan di kawasan biodiversitas tinggi seperti Tasik Kenyir.

Selama kegiatan di Pulau Kenyir, para mahasiswa didampingi oleh dosen pembimbing,Ade Artasasta S.Si M.Si.

“Kegiatan lapangan ini adalah kesempatan emas untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di kelas. Jangan hanya mengamati, tapi terlibatlah secara aktif dalam setiap proses pengambilan sampel dan analisis data. Ingat, tantangan di lapangan adalah bagian dari proses belajar yang akan membentuk kalian menjadi ilmuwan yang tangguh dan peduli lingkungan,” pesan Dr. Maisarah Jaafar kepada peserta.
Melalui kegiatan summer course ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengalaman akademik dan praktis, tetapi juga memperluas jejaring internasional serta meningkatkan pemahaman tentang tantangan dan potensi pengelolaan sumber daya alam di kawasan Asia Tenggara. Kegiatan di Pulau Kenyir secara khusus memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengamati langsung keanekaragaman hayati dan pentingnya upaya konservasi di salah satu kawasan danau buatan terbesar di Asia Tenggara itu.

Zahrani Nisrina Aura Chanty, mahasiswa UM lainnya juga berbagi pengalamannya. “Ikutan summer course ini seru banget! Selain dapet ilmu baru soal cara ambil sampel lingkungan yang selama ini cuma teori, aku juga jadi kenal sama teman-teman dari Malaysia dan belajar budaya mereka. Kegiatan di Pulau Kenyir bikin aku makin sadar pentingnya jaga alam, apalagi ekosistem air tawar di Malaysia ini keren banget,” ujarnya.

Fathma Agmadina, mahasiswa UM asal Rogojampi-Banyuwangi itu menambahkan, kegiatan belajar bersama mahasiswa UMT Malaysia ini nilainya 2 SKS dan bersertifikat.
“Alhamdulillah, saya dan teman teman dari UM yang ikut program ini insya Allah dapat pengetahuan berharga bagaimana cara mengelola lingkungan hidup di Indonesia dengan cara lebih baik,” katanya. (Yw)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here