Blitar, JNN.co.id – Perekonomian Kabupaten Blitar selama ini masih bertumpu pada sektor pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) Blitar 2024 mencatat, kontribusi sektor ini mencapai 47,90% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari angka itu, pertanian sendiri menyumbang 54,54%.
Ketergantungan besar pada sektor primer membuat perekonomian rentan gejolak alam. Karena itu, diversifikasi melalui sektor jasa menjadi kebutuhan mendesak. Salah satunya adalah barbershop yang dinilai memiliki potensi besar mendukung ekonomi kreatif dan pariwisata.
Pemerintah Kabupaten Blitar pun meluncurkan program SANG KAPTEN (Sertifikasi Angkatan Kerja Kompeten) tahun 2025. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas SDM dengan menyiapkan tenaga kerja siap pakai dan tersertifikasi kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Blitar, Ivong Berttyanto, ST, M.Si., menjelaskan kegiatan SANG KAPTEN dikemas dengan pola 3 in 1. “Peserta mengikuti pelatihan vokasi, kemudian uji sertifikasi BNSP, dan terakhir magang di dunia usaha dan industri. Jadi satu rangkaian utuh,” katanya, Rabu (3/9/2025).
Pelatihan vokasi berlangsung 21 Agustus–2 September 2025 di LPK Smart Junior Kanigoro. Uji kompetensi dilakukan 3 September 2025 bersama Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata, Aestetika, dan SPA (PARAS) Surabaya. Setelah itu, peserta menjalani magang 4–8 September 2025.
Tahun ini, fokus pelatihan diarahkan pada keahlian Hair Stylist Cutting (Barbershop) II. Sebanyak 20 peserta terpilih dari 293 pendaftar online. Dari jumlah itu, lima orang berasal dari keluarga petani tembakau, sedangkan 15 lainnya hasil rekrutmen umum.
“Persaingan pendaftaran sangat ketat, tapi kami mengutamakan keterlibatan keluarga petani tembakau sesuai sasaran dana DBHCHT. Harapannya bisa memberi dampak nyata pada kelompok masyarakat ini,” ujar Ivong.
Menariknya, sejumlah peserta perempuan ikut serta dalam pelatihan barber. Kehadiran mereka dianggap penting untuk membuka peluang baru di sektor jasa yang selama ini didominasi laki-laki.
Salah satu peserta perempuan, mengaku bangga bisa menekuni dunia barber. “Awalnya saya ragu karena profesi ini identik dengan laki-laki. Tapi setelah ikut pelatihan, saya percaya diri bisa bersaing dan bahkan membuka usaha sendiri,” ucapnya.
Program ini diyakini membawa manfaat besar. Selain meningkatkan daya saing tenaga kerja, juga memperluas sektor jasa sebagai penopang ekonomi lokal. Usaha barbershop dinilai bisa menarik pelanggan lokal maupun wisatawan.
“Kami ingin melahirkan barber yang tidak hanya andal secara teknis, tapi juga siap menghadapi era digital. Misalnya lewat aplikasi pelanggan dan tren berbasis teknologi,” tutur Ivong.
Dengan adanya SANG KAPTEN, peluang barber perempuan di Kabupaten Blitar semakin terbuka lebar. Mereka dipandang mampu menjadi agen perubahan, mematahkan stereotip gender, dan ikut memperkuat ekonomi daerah menuju visi Indonesia Emas 2045.(Adv/Vol)









