Wali Kota Bangga ada Kontribusi Masyarakat Toraja dalam Pembangunan Kota Kupang

0
59

Kupang, JNN.co.id – Suasana penuh sukacita menyelimuti pelataran Gereja Toraja Jemaat Kupang, Jumat (30/5), saat prosesi adat Ma’Somba Tedong dan Ma’Pabendan Bate menjadi puncak dari ibadah syukur pentahbisan rumah ibadah tersebut.

Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, hadir langsung menyaksikan momen sakral yang menjadi simbol kuatnya persatuan dan rasa syukur komunitas Toraja di Kota Kupang.

Pentahbisan ini bukan sekadar peresmian gedung, melainkan momentum penting yang memperlihatkan bagaimana budaya, agama, dan gotong royong bisa bersinergi membangun harmoni antarwarga.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Majelis Gereja Toraja Jemaat Kupang, Pdt. M. Yonathan, perwakilan dari Sinode GMIT, Pdt. Judith N. Folabesy, Ketua Kerukunan Keluarga Toraja, Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia, tokoh-tokoh adat dan masyarakat, perwakilan gereja se-Kota Kupang, serta warga Toraja dari berbagai latar denominasi.

Turut mendampingi Wali Kota dalam acara tersebut, Kabag Prokompim Setda Kota Kupang dan Lurah Liliba.

Wali Kota bersama tamu undangan berkesempatan menyaksikan langsung ritual Ma’Pabendan Bate atau pemasangan panji kemenangan di pelataran Gereja.

Dalam sambutannya, Wali Kota mengungkapkan kebanggaannya terhadap kontribusi masyarakat Toraja dalam pembangunan Kota Kupang.

Ia menyebut bahwa keluarga-keluarga Toraja telah menjadi bagian penting dari sejarah 139 tahun Kota Kupang dan turut menyumbangkan gagasan serta tenaga di berbagai bidang, seperti kesehatan, birokrasi, dan akademisi.

Lebih lanjut, dr. Christian Widodo memaknai prosesi Ma’Somba Tedong dan Ma’Pabendan Bate sebagai simbol syukur dan persatuan.

Ia menekankan bahwa keberhasilan pembangunan gereja ini merupakan buah dari kolaborasi lintas komunitas di Kota Kupang.

“Ubi concordia, ibi victoria, dalam persatuan, ada kemenangan. Kita harus tetap bersatu untuk menghadapi tantangan kota ini bersama,” tegasnya.

Ia juga mengajak masyarakat Toraja untuk terus aktif berkontribusi, bahkan membuka peluang bagi kader-kader terbaik Toraja untuk bergabung dalam pemerintahan kota.

“Kami siap menerima dengan tangan terbuka untuk membangun kota ini bersama-sama,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Zet Tadung Allo, S.H., M.H, dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran Wali Kota yang menunjukkan dukungan nyata terhadap masyarakat Toraja.

Ia menjelaskan bahwa prosesi Ma’Somba Tedong merupakan bentuk persembahan syukur kepada Tuhan atas keberhasilan pembangunan gereja, sesuai tradisi Toraja yang menjunjung harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Ia juga menginformasikan bahwa pembangunan gereja ini telah melalui proses panjang sejak peletakan batu pertama pada 4 Juni 2017 oleh almarhum Wakil Wali Kota dr. Hermanus Man, dan akhirnya bisa diselesaikan berkat semangat gotong royong seluruh jemaat.

Sebagai penutup, Kepala Kejaksaan Tinggi NTT itu menyerukan dukungan terhadap program-program Pemkot Kupang, terutama terkait penanganan sampah dan pelestarian lingkungan.

“Mari mulai dari hal kecil dengan mengurangi penggunaan alat makan dan minum sekali pakai. Itu bentuk kontribusi kita bagi kota ini dan bumi yang kita cintai,” ajaknya.

Pentahbisan ini menjadi bukti nyata bahwa Kota Kupang adalah rumah bagi semua, tempat di mana budaya, kepercayaan, dan cita-cita bersama tumbuh berdampingan demi masa depan yang lebih baik. (Jim)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here