Martapura, JNN.co.id – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar AKP Anumerta Lusiyanto, Kapolsek Negara Batin, yang gugur dalam penggerebekan arena judi sabung ayam.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Sasmiyatun, serta seorang putri, Salsabila, yang tengah menempuh pendidikan di Jakarta. Jenazah AKP (Anm) Lusiyanto, salah satu dari tiga korban penembakan, akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sumber Harjo, Kecamatan Buay Madang Timur, OKU Timur, tidak jauh dari rumah duka.
Firasat Keluarga Sebelum Kepergian Almarhum
Parwati, kakak perempuan almarhum, mengenang firasat yang ia rasakan beberapa hari sebelum kejadian tragis itu.
“Saat itu, Lusiyanto sempat bilang kalau nanti kita kumpul di Sumber Harjo, gantian juga kumpul di Negara Batin. Dia bahkan meminta saya untuk menginap di rumah dinasnya,” ungkap Parwati.
Meskipun tidak ada pesan terakhir yang disampaikan, Parwati mengingat bagaimana adiknya selalu menghubunginya saat merindukan sosok ibu mereka.
“Kalau Lusiyanto kangen ibu, dia selalu menelepon saya. Menurutnya, saya adalah sosok pengganti ibu,” ujarnya dengan suara bergetar.
Dalam beberapa minggu terakhir, almarhum tampak lebih sering berkomunikasi dengan keluarga dan ingin berkumpul bersama.
“Hari Minggu kemarin, dia pulang ke sini. Bahkan sempat ikut salat tarawih di musala dekat rumah kakak saya. Setelah sahur, dia berangkat kembali ke Way Kanan,” kenang Parwati.
Sosok Lusiyanto di Mata Keluarga dan Masyarakat
Di mata keluarga, almarhum dikenal sebagai pribadi yang baik, sabar, dan sangat dekat dengan saudara-saudaranya.
“Lusiyanto adalah adik bungsu yang paling patuh kepada kakak-kakaknya. Dia juga sangat manja dengan kami,” ujar Parwati, tak mampu membendung air matanya.
Kepergian AKP (Anm) Lusiyanto tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga bagi rekan-rekan serta masyarakat yang mengenalnya sebagai polisi yang tegas namun penuh kepedulian.
Sarijan (86), seorang kerabat sekaligus tetangga almarhum, mengenang sosok Lusiyanto sejak kecil.
“Kami biasa memanggilnya ‘Lusin’ karena dia anak ke-12 di keluarganya. Dia tumbuh menjadi sosok yang sederhana dan dekat dengan masyarakat,” tuturnya.
Harapan Keluarga untuk Keadilan
Keluarga berharap aparat penegak hukum dapat bertindak tegas terhadap para pelaku penembakan yang merenggut nyawa almarhum.
“Semoga amal ibadahnya diterima, dosanya diampuni. Insya Allah, ini sudah takdir Allah. Lusiyanto gugur saat menjalankan tugas memberantas kebatilan,” ujar Parwati penuh haru.
Duka mendalam menyelimuti rumah duka di Desa Sumber Harjo, OKU Timur. Para pelayat, termasuk rekan-rekan sejawat almarhum, terus berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir.
Selain AKP (Anm) Lusiyanto, korban lainnya, Aipda (Anm) Petrus Aprianto, juga telah dimakamkan di kampung halamannya di TPU Sumber Agung, OKU Timur. (Wis/Red)