Mukerda MASTRIP Sukses Digelar di Sidoarjo

0
86

Sidoarjo, JNN.co.id – Rafflesia Ballroom Fave Hotel Sidoarjo dipilih jadi tempat Musyawarah Kerja Daerah Paguyuban MASTRIP Jawa Timur, Selasa (24/06/2025).
Untuk acara ini Pengurus Daerah MASTRIP Surabaya bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur.
Hadir perwakilan Pengurus Pusat Paguyuban MASTRIP, pengurus daerah Malang, Jombang dan Kediri dan lain-lain.

Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur, Eddy Supriyanto, S. STP, M. PSDM dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kabid Ketahanan Ekososbud, Agama dan Ormas Bakesbangpol Jawa Timur, Agus Imantoro, SE, S. Sos, MM menjelaskan, transformasi sosial ekonomi berkelanjutan berbasis kewirausahaan dan hilirisasi industri menjadi salah satu faktor untuk menurunkan angka kemiskinan.

Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2019, Jawa Timur berada di angka 71,50, berada di bawah rata-rata IPM Nasional.
Namun, di tahun 2024 IPM Jawa Timur berada di angka 75,35. Angka ini melampaui angka rata-rata nasional.

Pada tahun 2023, jumlah penduduk miskin Jawa Timur 4.188.810 orang atau 10,35 persen. Tahun 2024 jumlah penduduk miskin Jawa Timur menurun jadi 3.982.690 orang atau 9,79 persen.

Prestasi ini membuat kontribusi Jawa Timur terhadap penurunan angka kemiskinan nasional antara tahun 2023-2024 adalah 30,34 persen. Peringkat pertama tingkat nasional.

Agus Imantoro melanjutkan, pada tahun 2023 jumlah penduduk miskin ekstrem di Jawa Timur adalah 338.760 orang (1, 12 persen) dan tahun 2024 angkanya menurun jadi 269.645 orang atau 0.83 persen.

“Ini berkat misi Gubernur Jawa Timur tahun 2025-2030 untuk mempercepat pengentasan kemiskinan di desa dan kota melalui pendekatan lintas sektoral-spasial terpadu dengan cara memperluas lapangan kerja yang berkualitas, memperkuat kualitas SDM, meningkatkan derajat kesehatan yang berkualitas untuk semua guna menyongsong Indonesia Emas tahun 2045.”

Untuk tujuan itu Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga perlu meningkatkan pembangunan infrastruktur lintas sektor serta transportasi yang berkualitas, memperkenalkan tata kelola pemerintahan yang efektif, berdaya guna dan anti-korupsi serta memperkuat kesalehan sosial masyarakat, meningkatkan kesejahteraan petani, peternak dan nelayan dengan tata niaga yang berkeadilan, akses optimal kepada sarana produksi, menjaga terwujudnya masyarakat yang harmonis, menjaga kelestarian lingkungan hidup demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Sambutan Kepala Bakesbangpol Jawa Timur ini berjudul Peningkatan Kapasitas Ormas dalam rangka Penguatan Local Wisdom dengan tema Transformasi Sosial Ekonomi Berkelanjutan.

Acara Mukerda Pengurus Daerah Surabaya Paguyuban MASTRIP Jawa Timur juga mengundang Ririn, penyuluh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur mengingat banyak generasi penerus TRIP bergerak di bidang UMKM.

Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) adalah pelajar pejuang yang turut turun ke medan perang saat peristiwa aksi bombardir tentara Sekutu menyusul menyerahnya tentara Jepang setelah Kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom.
Itu sebabnya, dengan membonceng tentara Inggris yang diperkuat tentara bayaran Ghurka, tentara Belanda ingin kembali menjajah Indonesia yang diproklamasikan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945.
Kala itu Indonesia belum memiliki Angkatan Bersenjata. Yang ada adalah laskar pejuang rakyat. Ada Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan ada pula Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Para pelajar dari berbagai kota di Jawa Timur yang tengah menempuh pendidikan di Surabaya kemudian bergabung dalam BKR Pelajar, yang kemudian berubah nama menjadi TRIP, dipimipin Mayor Isman, pemuda kelahiran Bondowoso tahun 1924.
Jadi saat itu usia Mas Isman adalah 21 tahun. Sementara kebanyakan anggota TRIP usianya antara 14 – 18 tahun.

“Gara-gara itu masyarakat Surabaya menyebutnya MASTRIP. Dipanggil Bapak atau Ibu kok masih pelajar, tapi anak-anak TRIP itu jadi tentara. Sebab, sebelumnya para pelajar ini memang dilatih berperang oleh tentara Jepang untuk dijadikan tentara cadangan, ” jelas Heru Gunarso, Generasi 2 TRIP, yang kini berusia 70 tahun.

Generasi 2 TRIP berusia antara 57 – 70 tahun. Itu sebabnya dalam Mukerda di Sidoarjo ini juga diikutsertakan Generasi 3 TRIP. Salah satunya Founder sekaligus CEO Briliant English Course Pare, Kediri. Namanya KPP Srie Soeputro Jowo Iya Ciptonegoro alias Mr. Abie namun punya panggilan akrab Billy.

Ketua Panitia Mukerda, Orrizza alias Nonik adalah juga Generasi 3 TRIP.

Billy berkesempatan bicara di depan 150-an orang peserta Mukerda PD Surabaya Paguyuban MASTRIP Jawa Timur di Sidoarjo.
Ia menekankan pentingnya generasi muda Indonesia untuk mewaspadai proxy war pihak asing yang tidak ingin negara Indonesia baik-baik saja.
“Maklum aja, bangsa ini masih senang diadu domba. Supaya rakyat kita tidak rukun, ya diserbarlah berita bohong atau hoax. Kalau tidak waspada, bangsa yang besar dan kaya sumber daya alam ini bisa hancur, ” ujar Billy.

Itu sebabnya Billy yang juga Ketua Masyarakat Adat Jawa Timur lantas berkelakar. “Sumpah
Pemuda yang 3 butir diubah jadi 4 butir. Ditambah satu lagi, yakni melestarikan dan mengamalkan warisan budaya dan adat asli Indonesia. Biar bangsa ini tidak kehilangan arah, ” tegas Billy, disambut tepuk tangan riuh peserta Mukerda.

Pembukaan Mukerda Pengurus Daerah Surabaya Paguyuban MASTRIP Jawa Timur dilakukan Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Paguyuban MASTRIP Jawa Timur, Dewi Ika Tjandra.

Sebelum penutupan, digelar dialog dan diskusi. Dimoderatori Arya, Ketua PD Surabaya Paguyuban MASTRIP Jawa Timur, Abimanyu Pontjoatmodjo dan Wakil Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat Paguyuban MASTRIP, Candri Puspita Sari memaparkan program kerja organisasi yang fokus pada jargon Peduli dan Berkarya serta semboyan TRIP yang berbunyi Perjuangan Kuteruskan Sampai Akhir Zaman.

Saat itulah peninjau dari Pengurus Daerah Malang, Retno Dwi Astuti menyampaikan usul dan saran sambil sesenggukan. “Program Pusat maupun Daerah organisasi Paguyuban MASTRIP Jawa Timur sudah sama-sama bagus. Saya hanya ingin nama TRIP tetap langgeng sampai akhir zaman. Sudah saatnya Generasi 3 TRIP diberi kesempatan untuk berkiprah, ” ujar putri kedua anggota TRIP, almarhum Warnan Sutjipto itu.

Itu sebabnya Candri Puspita Sari minta semua pengurus daerah mendata anggota, mulai Generasi 1 sampai 4. “Tulis profesinya apa, supaya di antara generasi penerus TRIP bisa berkolaborasi. Nanti kita buat kartu anggota Paguyuban MASTRIP yang berbeda untuk lebih mudah mengenali dan mengidentifikasi potensi yang dimiliki, ” ujarnya. (YM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here