Sidoarjo, JNN.co.id – Generasi kedua dan ketiga Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) Jawa Timur menyelenggarakan Forum Grup Discussion bertema “Strategi Ketahanan Pangan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memperkuat Semangat Nasionalisme” , Kamis (25/09/2025) di Hotel Luminor Sidoarjo.
Tampil sebagai narasumber Yoga Prastyadi, Manager Pengadaan Perum BULOG Kanwil Jawa Timur dan mantan Dosen Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Laksda TNI Purn Dicky Yunianto. Acara diskusi ini dimoderatori Pengamat Pertanian, Dr. Ir. Pawana Nur Indah, M. Si.
Pada kesempatan ini, Generasi Ketiga TRIP, KPP Srie Soeputro Jowo Uja Ciptonegoro yang akrab dipanggil Mas Billy juga diberi kesempatan menyampaikan pandangannya terkait bahaya proxy war yang juga bisa mengancam ketahanan pangan bangsa Indonesia.
Acara ini terselenggara atas kerja sama antara Pengurus Daerah Surabaya Paguyuban MASTRIP Jawa Timur dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur.
Ketua PD Surabaya Paguyuban MASTRIP, Abimayoe Pontjoatmodjo saat pidato pembukaan diskusi menjelaskan, acara ini bertujuan agar peserta diskusi memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk program ketahanan pangan yang sedang digalakkan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Acara FGD “Peningkatan Kapasitas Ormas Dalam Rangka Penguatan Local Wisdom” ini ditutup secara resmi oleh Kepala Bakesbangpol Jawa Timur, Eddy Supriyanto, S. STP, M. PSDM.
Terdaftar ada 150 orang peserta diskusi. Selain generasi penerus TRIP, juga diundang pengurus Ormas FKPPI, Pemuda Panca Marga, Hipakad, Hipaau, mahasiswa Fakultas Pertanian UPN Veteran Surabaya.
Usai pemaparan materi oleh para narasumber, moderator memberikan kesempatan untuk semua unsur peserta diskusi untuk menyampaikan usul, saran maupun pertanyaan.
Acara Forum Group Discussion yang dimulai pukul 09.00 ditutup pukul 13.30 WIB oleh Kepala Bakesbangpol Jawa Timur, Eddy Supriyanto, S. STP, M. PSDM.
Dalam sambutan penutup, Eddy Supriyanto mengingatkan bahaya dan dampak negatif media sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Ada banyak anak SD, SMP dan SMA terlibat tindakan kriminal, penyalahgunaan narkoba hingga aksi terorisme, ” katanya. (yw)
