Cikarang Barat, JNN.co.id – (18 September 2025) Sebuah insiden kekerasan yang melibatkan seorang siswa baru di SMKN 1 Cikarang Barat, Aai, telah memicu perhatian luas di kalangan masyarakat. Saat ditemui oleh awak media, Dafa, salah satu perwakilan keluarga Aai, menceritakan kronologi kejadian yang menimpa Keponakannya.
Aai, siswa kelas 10 yang baru bersekolah selama kurang dari dua bulan, ditarik oleh kakak kelasnya untuk ikut serta dalam aktivitas yang tidak jelas. Dafa menjelaskan bahwa Aai adalah anak yang polos dan tidak terbiasa dengan pergaulan bebas. Ia sering kali diminta untuk memberikan uang sebesar Rp30.000, dan mengalami ancaman kekerasan jika tidak memenuhi permintaan tersebut.
“Aai sering kali menggunakan uangnya sendiri untuk menghindari pemukulan,” ungkap Dafa. “Masalah ini menjadi semakin rumit ketika pihak sekolah meminta siswa untuk merekam setiap tindakan pemalakan yang terjadi.”
Dafa juga menyoroti aturan di sekolah yang melarang siswa foto dengan perempuan berpakaian seragam. Aai, yang tidak mengunggah foto tersebut, menjadi sasaran pencarian oleh siswa kelas 12 setelah foto tersebut diunggah oleh temannya.
Pada tanggal 2 September, saat istirahat pelajaran kedua, Aai ditarik ke lapangan belakang sekolah dan dikeroyok lebih dari 10.orang. Dafa menyebutkan bahwa Aai mengalami patah rahang akibat pemukulan yang brutal, dengan satu orang pelaku memukulnya hingga delapan kali.
“Masalah ini sangat sepele, hanya karena foto dengan seorang perempuan,” tambah Dafa. “Kenapa harus sampai dipukuli begitu keras?”
Kejadian ini telah dilaporkan ke pihak berwajib, dan penyelidikan sedang berlangsung. Aai, yang menjalani operasi pada 9 September dan harus makan melalui selang selama 10 hari, kini mulai pulih meski masih dalam pengawasan.
Di tempat yang sama, Pa RT 02, RW 05, membenarkan bahwa kejadian yang menipa Aai ini sangat memprihatinkan. Ia menyatakan, “Sekolah harusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa. Kasus seperti ini seharusnya menjadi pelajaran bagi pihak sekolah untuk lebih memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan siswa.”
Menurut Pa Rt,masalah ini harus ditangani secara serius, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Diharapkan, dengan langkah-langkah yang tepat, siswa dapat merasa aman dan nyaman dalam proses belajar mengajar.(zai)